Setelah melakukan penilaian keadaan dan penilaian dini,
selanjutnya kita menentukan prioritas pemindahan penderita. Beberapa pertanyaan
yang mungkin terjadi adalah :
- Kapan saatnya penderita dipindahkan
- Apakah penilaian dan pemeriksaan penderita harus selesai sebelum pemindahan
- Berapa lamakah tulang belakang harus di jaga ( stabilisasi manual )
Beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam pemindahan penderita:
- Nilai kesulitan yang mungkin terjadi pada saat pemindahan.
- Rencanakan gerakan sebelum mengangkat dan memindahkan penderita.
- Jangan memindahkan dan mengangkat penderita jika tidak mampu.
- Gunakan otot tungkai, panggul serta perut. Hindari mengangkat dengan otot punggung dan membungkuk.
- Jaga keseimbangan.
- Rapatkan tubuh penderita dengan tubuh penolong saat memindahkan dan mengangkat penderita.
- Perbaiki posisi dan angkatlah secara bertahap
Prinsip dasar memindahkan penderita:
- Jangan dilakukan jika tidak perlu.
- Melakukan sesuai dengan cara yang benar.
- Kondisi Fisik Penolong harus baik dan terlatih.
Tidak ada definisi yang pasti kapan seorang penderita harus
dipindahkan. Sebagai pedoman dapat dikatakan bahwa bila tidak ada bahaya
berikan pertolongan dulu baru pindahkan penderita. Bila situasi dan kondisi di
lapangan relative tidak aman mungkin harus dilakukan pemindahan penderita
terlebih dahulu.
Berdasarkan keselamatan penolong dan penderita, pemindahan
penderita digolongkan menjadi 2 bagian:
1.
Pemindahan
Darurat
Pemindahan
darurat dilakukan bila ada bahaya yang mengancam bagi penderita dan penolong. Contoh:
ü Ancaman
Kebakaran
ü Ancaman
Ledakan
ü Ancaman
bangunan runtuh
ü Ancaman
mobil terguling bensin tumpah
ü Adanya
bahan-bahan berbahaya
ü Orang
sekitar yang berperilaku aneh
ü Kondisi
cuava yang buruk
Contoh cara pemindahan darurat:
ü Tarikan
lengan
ü Tarikan
bahu
ü Tarikan
baju
ü Tarikan
selimut
2.
Pemindahan
Biasa
Pemindahan
biasa dilakukan jika keadaan tidak membahayakan penderita maupun penolong.
Teknik angkat langsung dengan
tiga penolong:
ü Ketiga
penolong berlutut pada salah satu sisi penderita, jika memungkinkan beradalah
pada sisi yang paling sidikit cidera.
ü Penolong
pertama menyisipkan satu lengan dibawah leher dan bahu, lengan yang satu
disisipkan dibawah punggung penderita.
ü Penolong
kedua menyisipkan tangan dibawah punggung dan bokong penderita.
ü Penolong
ketiga menyisipkan lengan dibawah bokong dan dibawah lutut penderita.
ü Penderita
siap diangkat dengan satu perintah.
ü Angkat
penderita ke atas lutut ketiga penolong secara bersamaan.
ü Sisipkan
tandu yang akan digunakan dan atur letaknya oleh penolong yang lain.
ü Letakan
kembali penderita diatas tandu dengan satu perintah yang tepat.
ü Jika
akan berjalan tanpa akan memakai tandu, dari langkah nomor 6 teruskan dengan
memiringkan penderita kepada penolong.
ü Berdiri
secara bersamaan dengan satu perintah.
Teknik
mengangkat tandu:
Penolong
dalam keadaan berjongkok dan akan mengangkat tandu
ü Tempatkan
kaki pada jarak yang tepat.
ü Punggung
harus tetap lurus.
ü Kencangkan
otot punggun dan otot perut. Kepala
tetap menghadap kedepan dalam posisi netral.
ü Genggamlah
pegangan tandu dengan baik.
ü Pada
saat mengangkat punggung harus tetap terkunci sebagai poros dan kekuatan
konstraksi otot seluruhnya pada otot tungkai.
ü Saat
menurunkan tandu lakukan langkah diatas pada urutan selanjutnya.
Tekinik
angkat anggota gerak
Biasanya diperlukan dua
penolong untuk melakukan teknik ini:
ü Penolong
pertama berada diposisi kepala penderita.
ü Lakukan
pengangkatan pada lengan penderita.
ü Penolong
yang lain berdiri diantara dua tungkai penderita, menyelipkan tangan dan
mengangkat kedua lutut penderita.
ü Dengan
satu aba-aba kedua penolong dapat memindahkan penderita dilokasi yang
diinginkan.
Posisi penderita
Secara umum posisi penderita
tergantung dari cidera yang dialami dan keadaan pada saat itu. Beberapa pedoman
untuk memposisikan penderita:
ü Penderita
dengan syok. Jika tidak ditentukan tanda-tanda cidera pada tungkai atas dan
tulang belakang tingginya tungkai sekitar 20-30 cm.
ü Penderita
dengan gangguan pernafasan. Posisikan duduk/ setengah duduk.
ü Penderita
dengan nyeri perut. Posiskan tidur. Posiskan tidur miring dengan tungkai
ditekuk.
ü Penderita
muntah-muntah. Posisikan nyaman dan awasi jalan nafas.
ü Penderita
trauma, terutama dicurigai cidera tulang belakang (spinal) harus segera
distabilkan dan imobilisasi dengan papan spinal panjang.
ü Penderita
tidak sadar dan tidak dicurigai ada cidera spinal/ cidera berat lainnya,
posisikan miring stabil.
Posisi terbaik melakukan
pemindahan tergantung pada kondisi saat itu.
Komentar